Skip to main content

Mengenal Agribisnis : Bag. 1

 Istilah Agribisnis pertama kali muncul di dalam bukunya Davis dan Goldberg (1957) yang berjudul “A Concept of Agribusiness”. Di dalam buku ini, konsep Agribisnis didefinisikan sebagai:

“Sum total of all operations involved in the manufacture and distribution  of  farm  supplies;  production  operations  on  the farm; and the storage, processing, and distribution of farm commodities and items made from them”

Agribisnis  tdk  hanya  kegiatan  pertanian  tapi   juga  meliputi kegiatan  manufaktur  (industri),   distribusi  input  pertanian, penyimpanan, pengolahan serta distribusi hasil hasil pertanian.

 

Dengan  definisi  tersebut,  maka  pengembangan  sistem pangan (food chain) perlu dilihat sebagai suatu sistem yang terintegrasi, yang mencakup sistem pemasok bahan baku, produsen komoditas pertanian, dan kelembagaan yang   menjalankan   fungsi-fungsi   pengolahan   dan pemasaran produk pangan (Harrison dan Ng, 2011)

 

Cakupan Agribisnis sangat luas melibatkan banyak disiplin ilmu 

Oleh  karenanya,  mereka  menyatakan  bahwa  pada  dasarnya agribisnis merupakan suatu “scientifically pluralistic (pluralis)


Tujuan dari keilmuan yang pluralis juga berbeda dengan tujuan dari keilmuan singular yang bersifat fokus.

Kajian-kajian  agribisnis  pada  dasarnya  bersifat  kompleks  dan melibatkan  permasalahan  yang  memiliki  level  analisis  yang beragam, bisa di dalam perusahaan, bisa antar perusahaan, bisa di rantai nilai dan bisa di pasar.


Oleh  karenanya,  agribisnis  memerlukan  teori  dan  metodologi yang  beragam  dalam  mengatasi  permasalahan-permasalahan agribisnis.


Sejak kelahirannya  (Davis  and Goldberg,  1957)  sistem agribisnis telah didefinisikan dengan beragam, sebagai sub sektor agroindustrialisasi (Boehlje 1999; Cook and Chaddad  2000),  sebagai  rantai  nilai  atau  net  chain (Lazzarini, Chaddad, and Cook, 2001)


Semua  definisi  menekankan  “interdependence”  (saling   tergantung) berbagai sektor rantai nilai pertanian dan pangan  yang  bekerja  untuk  terciptanya  produksi, manufaktur, distribusi, dan pemasaran produk dan jasa pertanian/pangan  (Boehlje,  1999;  Cook  and  Chaddad, 2000).


download materi kuliah : Mengenal Agribisnis 

Comments

Popular posts from this blog

Ciri-ciri Organisasi

Pada tulisan kali ini akan dijelaskan mengenai ciri-ciri, manfaat, tujuan dan tipe dari organisasi. Selamat membaca.  Ciri-ciri organisasi Ciri-ciri utama dalam organisasi berdasarkan pengertian sederhana, dan secara lebih rinci organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal, Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan ( interdependent part ) yang merupakan kesatuan kegiatan, Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran, tenaga, dan lain-lain, Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan, Adanya tujuan yang ingin dicapai. Dari sini, muncul beberapa defenisi tentang organisasi dari beberapa tokoh ahli, salah satu diantaranya: Menurut  Chester Irving Barnard  seorang Eksekutif Bisnis Amerika (1938) dalam bukunya “ The Executive Functions ” mengemukakan bahwa: “ I define organization as a system of cooperatives of two more persons ” (Organisasi adalah sistem kerja

Tani adalah Kehidupan

Ilmu pertanian kedudukannya sama pentingnya dengan ilmu-ilmu lain yang keberadaannya sebagai suatu capaian kekuatan berpikir manusia. Yang menjadikannya istimewa adalah karena pertanian erat dengan keberlangsungan kehidupan manusia. Tentunya semua manusia yang bernyawa tidak lepas dari aktivitas mengkonsumsi produk hasil tani. Entah dalam bentuk apapun sesuai kondisi geografis dan juga kebudayaannya. Sehingga pertanian sangat dipengaruhi oleh kondisi suatu wilayah dan juga tingkat kebudayaan masyarakatnya. Kita tak akan bisa memisahkan pertanian dengan kebudayaan sehingga pengetahuan tentang pertanian menjadi salah satu penanda majunya kebudayaan karena menghasilkan peradaban tani/bercocok tanam, berbeda dengan manusia nomaden. Manusia tani adalah subyek utama dari pertanian yang menggerakkan pertanian itu sendiri. Mereka berkembang sesuai dengan tingkat keilmuan yang dimiliki. Pada zaman sekarang Iilmu pertanian memang diajarkan di universitas, ironinya sebagian besar petani ki